persis seperti keinginanmu

aku tidak pernah tau kapan mulainya, yang jelas sesaknya tak pernah hilang begitu saja, hingga sekarang! mungkin salahku juga tak pernah berusaha memperbaiki keadaan, tapi apa yang perlu diperbaiki? sepertinya sudah tak bersisa lagi kepedulian itu, baik dari pihakku, terlebih dari pihakmu. dan akupun terlampau lelah untuk mengharap lagi. terlampau tak mau, terlampau tak mampu. "kau kan tertua, mengalahlah" seperti itu selalu. terngiang! perkaranya bukan soal mau mengalah atau tidak. ini prinsip! kebohongan, serapi apapun kau kemasi, akan ter-urai suatu hari. dan kau mengemasnya tidak cukup rapi, tidak cukup untuk menandingi betapa jelinya ku jika menyangkut soal kau! "kenapa bisa seperti itu?" - kenapa kau tanyakan lagi? tak tau ya kalau kau yang paling dibanggakan, diharap paling mampu diandalkan! dan sekarang, kau pecundangi kami semua dengan segala konspirasi yang kau susun hanya demi sebuah nama : cinta!

lalu kemana larinya cinta-mu kepada kami? kemana minggatnya kepatuhan-mu kepada kami? akh! "kau itu siapa? kenapa masih yakin saja kalau dia akan mengingat salahnya?" - haha! aku sudah tidak yakin! seratus persen gamang! dan tak pernah seragu ini sebelumnya. "saat masih butuh kau-pun, sudah mampu mengacuhkanmu sedemikian rupa, apalagi sekarang, tak mungkin lah dia butuh kau lagi!" - haha! benar! sangat tepat! jadi sepertinya memang tak ada gunanya sedikitpun semua nasehat yang dituai dengan be-ribu butir air mata, tak ada gunanya semua ucap yang dirangkai dengan degup pertahanan diri di jiwa berharap tak tumpah itu sisa air merana di hadapan kau. semua percuma! memang tak ada guna! saat nasihat tak lagi diindahkan, saat rasa memiliki tak lagi mereguk kepedulian, saat seperti inilah ku harus menyandarkan rasa pada logika. melepas kau..selepas-lepasnya! ku sudah benar-benar kehilangan kau, dan (mungkin) lambat laun, atau (mungkin) sekarang, kau-pun sudah kehilanganku! persis seperti keinginanmu..

untuk kau yang sedang meng-agung-kan rasa